Disqus for abaditeacher-blogspot-com

Senin, Oktober 01, 2012

Konsumsi, Tabungan dan Investasi



BAB VII
KONSUMSI, TABUNGAN DAN INVESTASI


a. Fungsi Konsumsi
Konsumsi adalah merupakan salah satu komponen pendapatan nasional, lebih jelasnya komponen dari pendapatan disposabel. Pendapatan disposable adalah pendapatan yang siap dibelanjakan oleh konsumen. 
 Hubungan antara konsumsi dengan pendapatan disposabel dan menganggap konstan faktor-faktor penentu konsumsi yang lain yang bukan berasal dari pendapatan kita kenal dengan sebutan fungsi konsumsi. Fungsi konsumsi dirumuskan dalam persamaan linear:

C = a + bYd atau C = Co + bYd

Di mana:
a              = Suatu bilangan konstan atau besarnya konsumsi pada saat Y = 0. Nilai a  juga menunjukkan tingkat konsumsi dasar sehingga sering dilambangkan dengan  Co.
b             = Besarnya pendapatan yang digunakan untuk menambah konsumsi  (marginal propensity to consume/MPC). b bernilai antara 0 dan 1  )
Yd          = Pendapatan disposabel
C             = Pengeluaran atau tingkat konsumsi masyarakat


b.   Kecenderungan Mengkonsumsi Marjinal (MPC) dan Kecenderungan Mengkonsumsi Rata-rata (APC)
Kecenderungan mengkonsumsi marjinal (marginal propensity to consume) adalah konsep yang menggambarkan hubungan antara pertambahan pendapatan dengan pertambahan konsumsi. Dengan kata lain, MPC menunjukkan gambaran tentang berapa konsumsi akan bertambah apabila pendapatan disposable bertambah satu unit.


di mana ΔC adalah pertambahan konsumsi dan ΔYd adalah pertambahan disposable yang mengakibatkan pertambahan konsumsi tersebut.

Sedangkan kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (average propensity to consume) adalah perbandingan atau rasio antara konsumsi total dengan pendapatan disposable total.
di mana C adalah total konsumsi dan Yd adalah pendapatan disposable.

c. Fungsi Tabungan
Tabungan dapat diartikan sebagai bagian pendapatan yang tidak dikonsumsi atau setiap kemampuan dan kesediaan untuk menahan sebagian dari hasrat konsumsi.
Hubungan antara pendapatan disposabel dan tabungan disebut dengan fungsi tabungan. Fungsi tabungan diperoleh dari fungsi konsumsi.

C = a + bYd atau C = Co + bYd

Yd =  C + S
S = Yd - C

Persamaan linear yang menggambarkan hubungan antara Yd dan S adalah:


 
                         S = -a + (1-b)Yd atau S = -Co + (1-b)Yd

 

Di mana a adalah tabungan pada saat Yd=0 dan 1-b adalah kecenderungan menabung marjinal (MPS).


d.   Kecenderungan menabung marjinal (MPS) dan Kecenderungan Menabung Rata-Rata (APS)

Kecenderungan menabung marjinal (marginal propensity to save) adalah konsep yang menggambarkan hubungan antara pertambahan pendapatan dengan pertambahan tabungan. Dengan kata lain, MPS menunjukkan gambaran tentang berapa tabungan akan bertambah apabila pendapatan disposable bertambah satu unit.

 

di mana ΔS adalah pertambahan tabungan dan ΔYd adalah pertambahan pertambahan disposable yang mengakibatkan pertambahan konsumsi tersebut.

Sedangkan kecenderungan menabung rata-rata (average propensity to save) adalah perbandingan atau rasio antara tabungan total dengan pendapatan disposable total.

di mana S adalah tabungan dan Yd adalah pendapatan disposable


Contoh:
Tingkat pendapatan disposable dan konsumsi sebuah rumah tangga adalah sebagai berikut.

Pendapatan disposable
Konsumsi
Δ Pendapatan disposable
Δ konsumsi
0
1.000
2.000
300
1.000
1.700
-
1.000
1.000
-
700
700



Dari tabel diatas kita bisa melihat
Pada tingkat pendapatan disposable sama dengan nol, tingkat konsumsi adalah 300. Hal ini berarti konsumsi dasar sama dengan 300. Pada saat pendapatan disposabel meningkat menjadi 2.000 konsumsi meningkat menjadi 1.700.

Tentukan persamaan konsumsi dan grafiknya!

Diketahui:
ΔYd = Rp 1.000,-
ΔC   = Rp 700,-


ini berarti MPC = 0,7, artinya 70 persen dari tambahan pendapatan akan digunakan untuk konsumsi.

 

Seorang konsumen yang rasional tidak akan membelanjakan seluruh pendapatan disposablenya untuk konsumsi. Tambahan konsumsi diatas tidak mungkin melebihi tambahan pendapatan disposablenya. Tingkat pendapatan 1.000 merupakan tingkat pendapatan minimal agar rumah tangga mampu membiayai seluruh konsumsinya, maka kita tulis:

      

C = Y = 1.000


       C   = a + bYd
  1.000  = a + 0,7 (1.000)
700 + a = 1.000
          a = 300

ini berarti, pada tingkat disposable sama dengan nol. Tingkat konsumsi dasarnya adalah 300.

Jadi rumus persamaan konsumsinya adalah: C = 300 + 0.7Yd






Grafik fungsi konsumsinya terlihat dalam tabel dibawah ini:


 
       C

                                                                                                                                                           C



                   1000
                                                                        C=300+0,7Y


                       300



                    45                                                                                          Yd
                                                               1.000



Keterangan
Kurva konsumsi yang sudut kemiringannya kurang dari 45o menunjukkan bahwa MPC (kecenderungan melakukan tambahan konsumsi) tidak mungkin lebih dari satu. Ini terbukti, pada saat pendapatan disposable meningkat Rp 1.000, konsumsi hanya bertambah 700 unit, atau MPC sama dengan 0,7.

Dari contoh fungsi konsumsi diatas maka dapat dibuat fungsi tabungan dan grafiknya sebagai berikut:
C = 300 + 0,7Yd
S = -300 + 0,3Yd


 
                                S






                                                                                                                                                                      S




                                                        S = -300 + 0,3Y
                                                                                                     Yd
                  1.000


                   -300
                       

e. Hubungan antara Pendapatan Disposable, Konsumsi dan Tabungan


Dari pembahasan sebelumnya persamaan sebelumnya, kita mengetahui bahwa
Yd = C + S,

Dengan demikian,
ΔYd = ΔC + ΔS


1 =  MPC + MPS




Tabel 6.1
Tabel Pendapatan disposable dan konsumsi
Pendapatan disposable (Yd)
Konsumsi (C)
Δ Pendapatan disposable
Δ konsumsi
MPC
APC
0
1.000
2.000
3.000
300
1.000
1.700
2.400
-
1.000
1.000
1.000
-
700
700
700
-
0,7
0,7
0,7
-
1
0,85
0,80
Dengan tabel konsumsi diatas kita juga dapat membuat tabel tabungan sebagai berikut.

Tabel 6.2
Tabel Pendapatan disposable dan tabungan
Pendapatan disposable (Yd)
Tabungan (S)
Δ Pendapatan disposable
Δ Tabungan
MPS
APS
0
1.000
2.000
3.000
-300
0
300
600
-
1.000
1.000
1.000
-
-
300
300
-
-
0,3
0,3
-
0
0,15
0,20


f. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Konsumsi

Menurut Prathama Rahardja dan Mandala Mnurung (2004) kegaiatan konsumsi rumah tangga dapat dipengaruhi oleh beberapa factor

1. Factor ekonomi

Empat factor ekonomi yang sangat menentukan konsumsi adalah

a)      Pendapatan rumah tangga
Makin tinggi tingakt pendapatan rumah tangga maka askan semakin besar porsi pendapatan yang dikonsumsikan.

b)     Kekayaan
Kekayaan atau asset seseorang dapat berupa kekayaan riil (tanah dan bangunan) maupun kekayaan finansial (deposito atau dalam bentuk surat berharga). Kekayaan ini akan meningkatkan penadapatan disposable dan selanjutnya akan meningkatkan konsumsi.

c)      Tingkat bunga
Semakin tinggi tingkat suku bunga, makin tinggi tabungan yang diciptalkan masyarakat dan dengan demikian hasrat masyarakat untuk melakukan konsumsi berkurang.

d)     Perkiraan tentang kondisi di masa depan
Ekspektasi mengenai keadaan di masa mendatang sangat mempengaruhi kegiatan konsumsi masyarakat. Adanya keyakinan bahwa di masa mendatang akan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi akan mendorong rumah tangga meningkatkan konsumsinya di masa sekarang.

2. Faktor Non ekonomi
Factor non ekonomi terdiri atas factor demografi dan faktor sosial budaya
1)     Faktor demografi terdiri atas factor jumlah dan komposisi penduduk
a)      Jumlah Penduduk dan
Jumlah penduduk akan akamn memperbesar tingakt konsumsi secara agregat walaupun pengelauran rata-rata penduduk umumnya relatif rendah.
b)     Komposisi Penduduk.
Semakin banyak penduduk usia produktif yang berkerja, makin tinggi tingkat pendidikan, dan makin banyak penduduk tinggal di perkotaan maka konsumsi juga akan mningkat
2)     Factor Sosial Budaya
Factor sosial budaya juga akan memepngaruhi keguiatan konsumsi masyarakat. Factor ini sebenranya berkaitan denbgan gaya hidup seseorang. Seseorang yang terbiasa dengan gaya hidup mewah tentulah akan mempunyai porsi yang besar dari pendapatannya untuk kegiatan konsumsi.

B. Pembentukan Investasi

Investasi adalah istilah yang sering disalahgunakan oleh kebanyakan orang dalam kehidupan sehari-hari. Anda tentu pernah mendengar ada orang yang mengatakan: “Saya akan menginvestasikan dana/kekayaan di Jakarta dengan membeli tanah atau gedung, atau dalam bentuk surat-surat berharga (misalnya saham dan obligasi).” Dalam analisis ekonomi tindakan menggunakan dana seperti diatas tidak digolongkan sebagai investasi. Sri Mulyani Indrawati (1988) mendefinisikan Investasi sebagai penambahan fasilitas produksi maupun stok modal dalam jangka waktu tertentu (biasanya tahunan).  Sadono Sukirno (2000) mendefinisikan investasi sebagai pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang modal yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa di masa depan.  Dalam analisis ekonomi, kegiatan pengeluaran dana seperti yang diucapkan oleh orang tersebut baru dikatakan sebagai investasi jika pembelian tanah atau gedung digunakan untuk mengembangkan pabrik pembuatan kain atau untuk mendirikan perkebunan tebu dan kegiatan produktif lainnya.
Keputusan untuk melakukan investasi didasarkan pada pertimbangan jumlah keuntungan atau tingkat pengembalian yang diharapkan akan diperoleh dari kegiatan investasi tersebut. Karena untuk memperoleh tambahan modal (uang) tidak harus berasal dari pengusaha atau milik sendiri, melainkan dapat melalui pihak lain (misalnya lembaga perbankan atau pasar modal),  maka dengan sendirinya, motif untuk melakukan investasi tidak hanya sebatas dari adanya tingkat pengembalian yang diharapkan diperoleh di masa depan, tetapi juga harus memperhitungkan biaya investasinya (terutama tingkat suku bunga pinjaman). Semakin rendah biaya (tingkat bunga) semakin banyak orang yang melakukan investasi. Sebaliknya, semakin tinggi biaya bunga semakin sedikit orang yang berani melakukan investasi.
Motif untuk memperoleh keutungan dalam melakukan investasi secara tidak langsung juga harus mempertimbangkan biaya investasinya (tingkat suku bunga).


 
 

 


1. Fungsi Investasi

Fungsi investasi menggambarkan hubungan antara tambahan investasi dan tingkat keuntungan yang diharapkan. Fungsi ini dapat digambarkan melalui kurva MEC (marginal efficiency of capital). Yang dimaksud dengan MEC atau efisiensi modal marjinal adalah tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return) dari setiap tambahan barang modal. Konsep MEC ini merupakan konsep yang pertama kali diperkenalkan oleh John Maynard Keynes dalam bukunya General Theory (1936). Fungsi ini dipandang sejenis dengan kurva permintaan. Semakin rendah tingkat bunga (biaya investasi), semakin besar tambahan barang modal (investasi). Sebaliknya semakin tinggi tingkat bunga (biaya peminjaman), semakin kecil tambahan barang modal. Kalau tingkat pengembalian yang diharapkan lebih besar dari tingkat suku bunga maka permintaan investasi akan meningkat. Sebaliknya, kalau tingkat pengembalian yang diharapkan lebih rendah dari tingkat suku bunga tingkat investasi akan menurun.
                Oleh ahli ekonomi penganut Keynesian berikutnya, istilah MEC kemudian diganti dengan nama MEI (Marginal Efficiency of Investment), karena yang dimaksud bukan jumlah modal, tetapi kenaikan atau tambahan modal. Marginal diartikan sebagai tambahan investasi baru, dan efficiency berarti dapat menghasilkan keuntungan yang diharapkan. Memang MEI lebih tepat, tetapi MEC adalah istilah yang berasal dari Keynes sendiri. Dengan menggunakan konsep marginal efisiensi dari investasi ini, dapat diketahui bahwa terdapat hubungan berbanding terbalik (korelasi negatif) antara tingkat suku bunga dengan jumlah investasi (permintaan investasi) yang akan dilakukan pada suatu periode tertentu. Kurva MEI terlihat dalam kurva berikut.
                   Tingkat bunga



                                         r0                      A


                                         r1      B

                                                                                                                          MEI
                                                       
                                                                                I0            I1                      Investasi



Perhatikan gambar diatas. Titik A  menggambarkan pada suku bunga r0 sebanyak I0 investasi akan dilakukan perusahaan-perusahaan dalam perekonomian. Ini juga menunjukkan bahwa pada waktu yang sama nilai investasi untuk melaksankan suatu proyek yang memberikan tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) setidak-tidaknya sama dan melebihi r0 adalah I0. Pada titik B menunjukkan bahwa pengurangan suku bunga dari r0 menjadi r1 menyebabkan investasi perusahaan-perusahaan dalam perekonomian meningkat dari I0 menjadi I1. Ini juga menunjukkan bahwa pada waktu yang sama nilai investasi untuk melaksanakan suatu proyek yang memberikan tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) setidak-tidaknya sama dan melebihi r1 adalah I1

                MEC dan MEI adalah dua konsep yang sama yang menggambarkan tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return) dari setiap tambahan barang modal (investasi). Jika tingkat pengembalian yang diharapkan dari investasi lebih besar dari tingkat bunga, pengusaha akan meminjam uang dari perbankan atau pasar modal dan melakukan investasi. Sebaliknya, jika tingkat pengembalian yang diharapkan dari investasi lebih rendah dari tingkat bunga yang berlaku, pengusaha tidak akan meminjam uang dari bank dan tidak akan melakukan investasi, ia mungkin akan lebih memilih menyimpan uangnya di bank.  Perhatikan oleh Anda bagaimana pengaruh tingkat keuntungan yang diharapkan (expected rate of return) dangan tingkat suku bunga pinjaman dalam mempengaruhi keputusan investasi.

Hubungan antara investasi, tingkat pengembalian yang diharapkan dan tingkat suku bunga yang berlaku dapat lebih jelas dalam contoh berikut..
Contoh kasus.
Seandainya tingkat suku bunga bank yang berlaku adalah 8 persen, seorang yang bertindak rasional akan melakukan investasi bila keuntungan yang diharapkan minimal sama atau lebih dari 8 persen (misalnya 10 persen atau 12 persen).  Dan ia tidak akan melakukan investasinya pada tingkat suku bunga lebih rendah dari tingkat suku bunga yang sedang berlaku (misalnya 5 persen atau 3 persen). Mengapa? Tentunya bagi dia akan lebih menguntungkan jika menyimpan uangnya di bank karena akan mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih besar dari bunga, yaitu 8 persen.                 Misalnya, investasi senilai Rp 100 miliar akan menghasilkan keuntungan 12 persen. Tambahan investasi baru senilai Rp 50 miliar akan menyebabkan keuntungan turun menjadi 10 persen, dan tambahan investasi baru sebesar Rp 50 miliar lagi akan menyebabkan potensi keuntungan menurun menjadi 8 persen, demikian seterusnya. Hubungan permintaan investasi dan tingkat bunga dari kasus diatas terlihat dalam tabel berikut.

Tabel MEI
Tingkat suku bunga (dalam % per tahun)

Permintaan investasi
(miliar rupiah)
Tambahan investasi
12
10
8
5
3
100
150
200
275
325
-
50
50
75
50


Tabel diatas dapat diterjemahkan dalam kurva permintaan investasi berikut.


                     Tingkat bunga
                                                                                                      investasi
                              12

                              10

                                8                                                                                              tingkat bunga yang berlaku

                                5

                                3



 
                                   0          100          150        200          300          400                                                                                                     
                                                                                                       Investasi (miliar rupiah)


2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi
Terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi tingkat investasi, yaitu:

1)     Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga pinjaman adalah biaya investasi yang paling menentukan. Makin tinggi tingkat bunga pinjaman, maka biaya investasi makin mahal. Akibatnya minat atau permintaan masyarakat untuk berinvestasi akan menurun.

2)     Tingkat Pengembalian yang Diharapkan
Seseorang atau perusahaan akan melakukan investasi pada masa sekarang dengan harapan memperoleh keuntungan di masa mendatang. Tingkat pengembalian yang diharapkan sangat dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal sebuah perusahaan.
a)      Kondisi internal perusahaan antara lain tingkat efisiensi perusahaan dalam berproduksi, kualitas SDM, dan tingkat teknologi yang digunakan. Artinya, semakin tinggi ketiga aspek tersebut, semakin tinggi tingkat pengembalian yang diharapkan. Hal ini berarti akan semakin tinggi pula permintaan untuk berinvestasi.
b)     Kondisi eksternal perusahaan antara lain menyangkut kondisi  secara makro baik bidang ekonomi sosial maupun politik. Jika perkiraan tentang masa depan ekonomi, sosial dan politik nasional dan internasional optimis, biasanya tingkat investasi meningkat, karena tingkat pengembalian yang diharapkan dari investasi dapat dinaikkan. Selain itu kebijakan pemerintah juga akan mempengaruhi keputusan investasi. Jika pemerintah menaikkan pajak, maka akan terjadi pengurangan permintaan agregat. Akibatnya tingkat investasi akan menurun.





EVALUASI

A. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT!

1. Dalam suatu perekonomian modern, tingkat pengeluaran agregat terdiri atas ….
a.       konsumsi, tabungan dan investasi
b.       konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan ekspor bersih
c.       produksi, konsumsi, distribusi
d.       investasi, pengeluaran pemerintah, dan ekspor
e.       tabungan, pajak dan impor

2. Kegiatan konsumsi terdiri atas ….

a.       konsumsi pemerintah dan konsumsi rumah tangga
b.       konsumsi rumah tangga saja
c.       konsumsi sector swasta
d.       konsumsi pemerintah saja
e.       tidak ada yang benar

3.   Hubungan antara konsumsi dengan pendapatan disposabel dan menganggap konstan faktor-faktor penentu konsumsi yang lain yang bukan berasal dari pendapatan di sebut ….
a.       fungsi konsumen
b.       fungsi konsumsi
c.       fungsi pendapatan
d.       fungsi tabungan
e.       a dan b benar

4. Rumus persamaan linear: C = a + bYd, dikemukakan oleh ….
a.       Paul Samuelson
b.       John Maynard Keynes
c.       Milton Friedman
d.       James Tobin
e.       David Ricardo

5. Dalam persamaan C = a + bYd, a menunjukkan ….
a.       besarnya konsumsi pada saat pendapatan disposable 0
b.       tingkat konsumsi dasar
c.       besarnya pendapatan yang digunakan untuk menambah konsumsi
d.       kcenderungan mengkonsumsi marjinal
e.       a dan b benar

6. Dalam persamaan C = a + bYd, b menunjukkan ….
a.       besarnya pendapatan yang digunakan untuk menambah konsumsi 
b.       besarnya konsumsi yang digunakan untuk menambah pendapatan
c.       besarnya pendapatan yang digunakan untuk menambah tabungan
d.       besarnya tabungan yang digunakan untuk menambah pendapatan
e.       tidak ada jawabab yang benar

7.   Rasio yang menunjukkan pertambahan konsumsi apabila pendapatan disposable bertambah satu unit adalah ….
a.       kecenderngan mengkonsumsi rata-rata (APC)
b.       kecenderungan menabung rata-rata (APS)
c.       kecenderungan mengkonsumsi marjinal (MPC)
d.       kecenderungan menabung marjinal (MPS)
e.       tidak ada yang benar

8. Kecenderungan mengkonsumsi marjinal (MPC) bernilai ….
a.       antara 1 dan 2
b.       antara 0 dan 1
c.       lebih dari 1
d.       kurang dari 1
e.       kurang dari 0

9.   Perbandingan atau rasio antara konsumsi total dengan pendapatan disposable total disebut ….
a.       kecenderngan mengkonsumsi rata-rata (APC)
b.       kecenderungan menabung rata-rata (APS)
c.       kecenderungan mengkonsumsi marjinal (MPC)
d.       kecenderungan menabung marjinal (MPS)
e.       tidak ada yang benar

10. Pendapatan yang tidak dikonsumsi atau setiap kemampuan dan kesediaan untuk menahan sebagian dari hasrat konsumsi disebut ….
a.       tabungan
b.       konsumsi dasar
c.       pendapatan disposable
d.       konsumsi minimal
e.       kecenderungan menabung marjinal

11. Pada persamaan : S = -a + (1-b)Yd, 1-b menunjukkan ….
a.       kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (APC)
b.       kecenderungan menabung rata-rata (APS)
c.       kecenderungan mengkonsumsi marjinal (MPC)
d.       kecenderungan menabung marjinal (MPS)
e.       tidak ada yang benar

 

12. Rasio yang menunjukkan tentang berapa tabungan akan bertambah apabila pendapatan disposable bertambah satu unit disebut ….
a.       kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (APC)
b.       kecenderungan menabung rata-rata (APS)
c.       kecenderungan mengkonsumsi marjinal (MPC)
d.       kecenderungan menabung marjinal (MPS)
e.       tidak ada yang benar
13. Perhatikan tabel berikut.
Pendapatan disposable (Yd)
Konsumsi (C)

Tabungan
Δ Pendapatan disposable
Δ konsumsi
0
3.000
6.000
9.000
1.000
3.000
5.000
7.000
-1.000
0
1.000
2.000
-
3.000
3.000
3.000
-
2.000
2.000
2.000

Besarnya MPC pada saat pendapatan disposable 6000 adalah ….
a.       0,45
b.       0,55
c.       0,66
d.       0,77
e.       0,88

14. Dari tabel diatas, besar APC pada saat pendapatan disposable 6.000 adalah ….
a.       0,80
b.       0,82
c.       0,83
d.       0,84
e.       0,85

15. Perhatikan tabel
Pendapatan disposable (Yd)
Konsumsi (C)

Tabungan
Δ Pendapatan disposable
Δ Tabungan
0
3.000
6.000
9.000
1.000
3.000
5.000
7.000
-1.000
0
1.000
2.000
-
3.000
3.000
3.000
-
-
1.000
1.000
Berdasarkan tabel diatas, besarnya MPS pada pendapatan disposable 6.000 adalah ….
a.       0,30
b.       0,31
c.       0,32
d.       0,33
e.       0,34

16. Dari tabel diatas, besarnya APS pada pendapatan disposable 6.000 adalah ….
a.       0,16
b.       0,17
c.       0,18
d.       0,19
e.       0,20

17. Faktor ekonomi yang sangat menentukan konsumsi adalah ….
a.       Pendapatan rumah tangga
b.       Gaya hidup dan kebiasaan
c.       Jumlah penduduk
d.       Komposisi penduduk
e.       Semua benar

19. Penambahan fasilitas produksi maupun stok modal dalam jangka waktu tertentu  disebut ….
a.       konsumsi
b.       produksi
c.       distribusi
d.       investasi
e.       divestasi

20. Semakin rendah tingkat bunga, maka permintaan investasi akan ….
a.       menurun
b.       meningkat
c.       tetap
d.       menguntungkan
e.       merugikan
               
21. Semakin tinggi tingkat pengembalian yang diharapkan, maka permintaan investasi akan ….
a.       menurun
b.       meningkat
c.       tetap
d.       menguntungkan
e.       jawaban a dan d benar

22. MEC (marginal efficiency of capital) adalah ….
a.       Fungsi investasi yang menggambarkan hubungan antara tambahan investasi dan tingkat keuntungan yang diharapkan.
b.       Perbandingan antara investasi dan tingkat bunga
c.       tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return) dari setiap tambahan barang modal
d.       perbandingan antara investasi dan tingkat pengembalian yang diharapkan
e.       semua benar

23. Tokoh ekonomi yang pertama kali memperkenalkan konsep MEC adalah ….
a.       Adam Smith
b.       David Ricardo
c.       John Maynard Keynes
d.       Thomas Malthus
e.       Paul Samuelson

24. Faktor utama yang mempengaruhi tingkat investasi adalah ….
a.       tingkat pendapatan
b.       tingkat suku bunga
c.       tingkat pengembalian yang diharapkan
d.       gaya hidup dan kebiasaan
e.       konsumsi dan tabungan

25. Kondisi internal perusahaan yang mempengaruhi investasi antara lain
a.       tingkat efisiensi perusahaan
b.       kualitas SDM
c.       tingkat teknologi
d.       kebijakan pemerintah
e.       a, b dan c benar

B. JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI DENGAN BENAR!

1.  Andaikan fungsi perekonomian sebuah perekonomian digambarkan dalam   persamaan C = Rp 50.000 + 0,8 Yd.
a)      Gambarkan fungsi konsumsi tersebut.
b)     Berapakah besarnya konsumsi ketika pendapatan disposable (Yd) adalah Rp 400.000, Rp 500.000 dan Rp 600.000.
c)      Gambarkan fungsi tabungan tersebut.
d)     Berapakah besarnya tabungan ketika pendapatan disposable (Yd) adalah Rp 400.000, Rp 500.000 dan Rp 600.000.

2.   Tingkat pendapatan disposable dan konsumsi sebuah rumah tangga adalah sebagai berikut.

Pendapatan disposable
Konsumsi
Δ Pendapatan disposable
Δ konsumsi
0
10.000
20.000
5.000
10.000
15.000
-
10.000
10.000
-
5.000
5.000
                                                                                     Tentukan:
a)      Persamaan konsumsi dan tabungannya!
b)     Gambarkan kurva-kurvanya!

3.  Rencana investasi sebuah perusahaan.
a)      Jika tingkat suku bunga 17 persen sebuah proyek dengan nilai investasi Rp 5 miliar akan dilaksanakan
b)     Pada tingkat suku bunga 14 persen dua proyek dengan investasi senilai Rp 65 miliar akan dilaksanakan.
c)      Tiga buah proyek dengan nilai investasi sebanyak Rp 75 miliar akan dilaksanakan jika tingkat suku bunga 10 persen.
d)     Semua proyek akan dilaksanakan dengan nilai Rp 115 miliar jika tingkat suku bunga 8 persen.

        Jika tingkat bunga pinjaman yang berlaku adalah 14 persen, pada tingkat suku bunga manakah keputuan investasi akan dianggap menguntungkan! 
Buatlah tabel dan kurva permintaan investasi (MEI)-nya!

4. Lengkapi tabel berikut:
Yd
C
S
ΔYd
ΔC
ΔS
MPC
MPS
APC
APS
0
3.000
6.000
9.000
12.000
15.000
1.000
3.000
5.000
7.000
9.000
11.000
-1.000
0
1.000
2.000
3.000
4.000









1 comments :

Shella Febryani Supendi mengatakan...

pembahasan buat soal diatas ada ga ?

 

Copyright © 2009 by TEACHER

Template by Blogger Templates | Powered by Blogger