BAB III
PERMINTAAN, PENAWARAN DAN HARGA KESEIMBANGAN
A. Pengertian Permintaan
Permintaan (demand)
didefinisikan sebagai jumlah barang dan jasa yang diminta oleh konsumen pada
berbagai tingkat harga dan situasi tertentu.
Hubungan antara harga
dan kuantitas permintaan dapat dinyatakan dalam fungsi permintaan. Secara
matematis, hubungan tersebut dapat dinyatakan sebagai:
Qd = f(P)
Terdapat tiga jenis
permintaan, yaitu:
a. Permintaan
efektif, ialah permintaan terhadap barang atau jasa yang sertai dengan
kemampuan daya beli (kemampuan membayar) dari konsumen atau pembeli.
b. Permintaan
potensial, ialah permintaan terhadap barang dan jasa yang disertai dengan
kemampuan membeli tetapi belum dilaksanakan oleh konsumen atau pembeli
tersebut.
c. Permintaan
absurd, ialah permintaan terhadap barang atau jasa yang tidak disertai dengan
kemampuan membayar atau daya beli dari konsumen atau pembeli.
1. Hukum
Permintaan
Hal penting
lainnya yang berkaitan dengan permintaan adalah hukum permintaan. Hukum
permintaan menyatakan:
Jika harga suatu barang
dan jasa naik (dalam keadaan ceteris paribus, dengan menganggap faktor-faktor lain dianggap
tetap), maka kuantitas yang diminta akan berkurang. Demikian juga halnya, jika
harga-harga barang dan jasa turun, jumlah kuantitas yang diminta akan
bertambah.
Ceteris
paribus
berasal dari Bahasa Latin yang berarti ‘segala sesuatu yang lain dianggap
konstan atau tidak berubah’. Frase ini digunakan oleh para ekonom dalam membuat
model untuk membatasi hubungan antara variabel dependen dengan variabel
independen.
Dengan
demikian, dalam hukum permintaan, hubungan antara harga dan kuantitas
permintaan berbanding terbalik, sehingga kurva permintaan digambarkan sebagai
garis yang memiliki kemiringan (slope) negatif.
2. Skedul dan Kurva
Permintaan
Ada suatu hubungan jelas
antara harga suatu barang dengan jumlah yang diminta, dengan catatan faktor
lain tidak berubah. Hubungan antara harga dan kuantitas yang dibeli ini disebut
sebagai skedul atau tabel permintaan. Skedul atau tabel permintaan yang
digambarkan secara grafik disebut sebagai kurva permintaan. Kurva permintaan
digambarkan sebagai garis yang bergerak dari kiri atas ke kanan bawah.
Selanjutnya untuk memudahkan dalam melakukan analisis terhadap permintaan,
faktor-faktor lain harus dianggap konstan atau tidak berubah (ceteris
paribus), dan hal ini ditunjukkan oleh adanya kurva permintaan yang lurus
dari kiri atas ke kanan bawah.
Skedul Permintaan
terhadap Jagung
Situasi
|
Harga (P)
(dalam rupiah)
|
Kuantitas (Q)
(dalam unit)
|
A
B
C
D
E
|
500
400
300
200
100
|
9
10
12
15
20
|
P (dalam ratus
rupiah)
500 A
400 B
300 C
200 D
100 E Demand
0 5 10 15 20 25 Q
Gambar 3.1
Kurva
Permintaan
3. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Permintaan
Disamping harga barang
tersebut, ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi tingkat permintaan
masyarakat terhadap barang dan jasa.
Faktor-faktor tersebut
adalah:
a. Tingkat Pendapatan
Masyarakat
Tingkat Pendapatan
merupakan faktor yang paling menentukan permintaan masyarakat terhadap barang
dan jasa yang yang ingin dibelinya. Jika pendapatan masyarakat meningkat, orang
cenderung membeli lebih banyak, dan sebaliknya jika pendapatan menurun orang
akan mengurangi permintaannya.
b. Harga barang lain
yang berhubungan (baik barang substitusi maupun komplementer)
Dengan meningkatnya
harga barang substitusi (barang yang saling menggantikan), permintaan suatu
barang tertentu akan meningkat, dan sebaliknya juka harga barang substitusi itu
menurun maka permintaannya juga kanker kolon menurun. Contoh barang substitusi
antara lain the botol dengan fruit tea, jeruk dan mangga. Jika harga teh botol
naik, maka permintaan terhadap fruit tea akan meningkat, karena harga fruit tea
lebih murah dari teh botol. Sedangkan untuk barang komplementer (barang yang
saling melengkapi) misalnya antara gula pasir dan kopi. Kenaikan harga gula
pasir akan menurunkan permintaan terhadap kopi.
c. Ukuran Pasar
Ukuran pasar antara lain
diukur melalui jumlah penduduk. Jumlah penduduk suatu wilayah yang lebih padat
akan memiliki tingkat permintaan terhadap barang dan jasa yang lebih tinggi
daripada wilayah yang berpenduduk lebih sedikit.
d. Selera
Perubahan selera dapat
disebabkan oleh perubahan selera konsumen. Bila selera masyarakat terhadap
telepon genggam merek Nokia tinggi, maka permintaan akan telepon genggam Nokia
tersebut lebih tinggi daripada merek lainnya.
e. Harapan atau
Ekspektasi Masyarakat
Perubahan atas perkiraan
keadaan masyarakat dimasa mendatang akibat kebijakan pemerintah tertentu,
misalnya pemerintahan yang baru akan menaikkan harga BBM, maka masyarakat
dengan serta merta meningkatkan permintaan terhadap BBM tersebut bahkan ada
yang menimbunnya, karena adanya kemungkinan kenaikan barang tersebut dimasa
mendatang.
Adanya perubahan
pada faktor-faktor yang menentukan permintaan itu akan mempengaruhi kurva
permintaan. Apabila faktor-faktor tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan
terhadap permintaan barang/jasa, maka kurva permintaan akan bergeser ke kanan
dari kedudukannya semula, dan apabila faktor-faktor tersebut menyebabkan
turunnya tingkat permintaan, maka kurva permintaannya akan bergeser ke sebelah
kiri.
B. Pengertian Penawaran
Penawaran (supply)
didefinisikan sebagai jumlah barang dan jasa yang ditawarkan oleh produsen pada
berbagai tingkat harga dan situasi tertentu.
Hubungan antara harga
dan kuantitas permintaan dapat dinyatakan dalam fungsi penawaran. Secara
matematis, huubungan tersebut dapat dinyatakan sebagai:
Qs = f(P)
1. Hukum
Penawaran
Hal penting
lainnya yang berkaitan dengan penawaran adalah hukum penawaran. Hukum penawaran
menyatakan:
Jika harga suatu barang
dan jasa naik (dalam keadaan ceteris paribus), maka kuantitas yang
ditawarkan akan bertambah. Demikian juga halnya, jika harga-harga barang dan
jasa turun, jumlah kuantitas yang tawarkan juga akan berkurang.
Dengan
demikian, dalam hukum penawaran, hubungan antara harga dan kuantitas penawaran
berbanding lurus, sehingga kurva penawaran digambarkan sebagai garis yang
memiliki kemiringan (slope) positif.
2. Skedul dan Kurva
Penawaran
Terdapat suatu hubungan
yang jelas antara harga suatu barang dengan jumlah yang ditawarkan, dengan
catatan faktor lain tidak berubah. Hubungan antara harga dan kuantitas yang
dijual/ditawarkan ini disebut sebagai skedul penawaran. Skedul penawaran yang
digambarkan secara grafik disebut sebagai kurva penawaran. Kurva penawaran
digambarkan sebagai garis yang bergerak dari kanan atas ke kiri bawah.
Skedul
Penawaran terhadap Jagung
Situasi
|
Harga (P)
(dalam rupiah)
|
Kuantitas (Q)
(dalam unit)
|
A
B
C
D
E
|
500
400
300
200
100
|
18
16
12
7
0
|
Tabel di atas
memperlihatkan kuantitas jagung yang diproduksi dan dijual produsen pada
berbagai tingkat harga. Perhatikan bahwa tabel tersebut memperlihatkan hubungan
langsung atau positif antara harga dan kuantitas yang ditawarkan.
P (dalam rupiah) Supply
500 A
400 B
300 C
200 D
100 E
0
5 10 15 20 25 Q
Gambar 3.2
Kurva Penawaran
3.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran
Disamping harga barang
tersebut, ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi tingkat penawaran barang
dan jasa. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah:
a. Biaya Produksi
Hal yang
paling mendasar untuk memahami perilaku produsen dalam penawaran barang dan
jasa adalah bahwa produsen menawarkan komoditas untuk memperoleh keuntungan
(bukan untuk kesenangan atau beramal). Jika biaya produksi suatu barang relatif
lebih rendah dibanding harga pasar, maka hal ini akan memberikan keuntungan
kepada produsen dengan menawarkan barang dan jasa dalam jumlah yang lebih
besar. Sebaliknya jika biaya produksi relatif lebih tinggi dibandingkan harga
pasar, maka perusahaan akan memproduksi dalam jumlah kecil, bahkan mungkin
menghindari bisnis tersebut. Dengan
demikian biaya produksi merupakan kunci utama dalam mempengaruhi tingkat
penawaran. Misalnya kenaikan gaji atau upah tenaga kerja akan menyebabkan
produsen mengurangi jumlah tenaga kerja. Dengan demikian jumlah barang dan jasa
yang ditawarkan juga akan berkurang.
b. Teknologi
Perkembangan (kemajuan)
selalu mengandung arti bahwa jumlah input (faktor produksi) yang dibutuhkan
lebih sedikit. Rendahnya biaya input ini akan mendorong produsen untuk lebih
meningkatkan output. Laba yang diperoleh pun meningkat. Dengan demikian,
perkembangan teknologi misalnya penggunaan mesin-mesin otomatis dapat menekan
biaya produksi dan dengan demikian akan meningkatkan penawaran. Oleh karena
itu, peningkatan teknologi produksi akan mendorong kurva penawaran ke kanan.
c. Harga barang lain yang
berkaitan
Unsur penting lain yang
mempengaruhi penawaran adalah harga barang yang berkaitan, baik barang
substitusi maupun barang komplementer. Jika harga salah satu barang substitusi
naik, maka penawaran barang substitusi lain akan turun. Sebagai contoh petani
dapat memproduksi gandum maupun jagung, adanya kenaikan pada gandum akan
menyebabkan penurunan penawaran pada jagung.
d. Ekspektasi Produsen
Jika petani
memperkirakan harga beras akan turun akhir tahun ini, dengan sendirinya petani
akan mengurangi produksinya sehingga mengurangi penawaran.
Adanya
perubahan pada faktor-faktor yang menentukan penawaran itu akan mempengaruhi
kurva permintaan. Apabila faktor-faktor tersebut menyebabkan terjadinya
peningkatan terhadap penawaran barang/jasa, maka kurva penawaran akan bergeser
ke kanan dari kedudukannya semula, dan apabila faktor-faktor tersebut
menyebabkan turunnya tingkat penawaran, maka kurva penawaran akan bergeser ke
sebelah kiri
C. Harga Keseimbangan
Produsen selalu
mengharapkan keuntungan yang maksimal dengan menetapkan harga yang
setinggi-tingginya . Sebaliknya konsumen selalu mengharapkan kepuasan maksimal
dengan harga yang serendah-rendahnya. Produsen dan konsumen akan melakukan
tawar-menawar. Proses tawar menawar ini akan menyebabkan harga kesepakatan yang
disebut sebagai harga keseimbangan atau harga pasar (market equilibrium).
Keseimbangan pasar terjadi pada tingkat harga dimana jumlah barang dan jasa
yang diminta sama dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan.
Kombinasi
Skedul Permintaan dan Penawaran Jagung
Situasi
|
Harga (P)
(dalam rupiah)
|
Kuantitas yang
diminta, Qd (dalam unit)
|
Kuantitas yang
ditawarkan, Qs
(dalam unit)
|
A
B
C
D
E
|
500
400
300
200
100
|
9
10
12
15
20
|
18
16
12
7
0
|
P (dalam ratus rupiah)
P Supply
500
400
300 C (titik ekuilibrium)
200
100 Demand
0 5 10 15 20 25 Q
Gambar 3.3
Kurva keseimbangan pasar
Keseimbangan pasar
terjadi pada perpotongan kurva permintaan dan penawaran. Pada harga Rp 300,
titik C, perusahaan menawarkan sebanyak yang diinginkan konsumen, yaitu 12
unit. Diatas harga Rp 300 per unit, kuantitas yang ditawarkan lebih besar
daripada kuantitas yang diminta, sehingga menimbulkan surplus penawaran.
Sebaliknya pada harga dibawah Rp 300 per unit, kuantitas yang ditawarkan lebih
kecil dibandingkan dengan kuantitas yang diminta, sehingga menimbulkan
kekurangan.
D. Penggolongan Pembeli dan Penjual
Terbentuknya harga
pasar, merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual
(produsen). Namun demikian, hal itu sebenarnya bersifat subjektif , atau dengan
kata lain setiap pembeli dan penjual memiliki taksiran yang berbeda-beda
terhadap harga pasar tersebut. Dari sisi pembeli, taksiran yang berbeda
biasanya dipengaruhi oleh daya belinya, sedangkan dari sisi penjual biasanya
dipengaruhi oleh biaya produksinya. Nilai taksiran ini kemudian disebut dengan
harga subjektif.
Berdasarkan harga
subjektifnya, pembeli dapat dikelompokkan menjadi:
a. Pembeli Marjinal
Pembeli marjinal adalah
pembeli yang memiliki kemampuan atau daya beli sama yang sama dengan harga
pasar. Pembeli merasa harga pasar sudah wajar atau sesuai dengan daya belinya,
sehingga ia tidak merasa diuntungkan dan juga tidak merasa dirugikan.
b. Pembeli Submarjinal
Pembeli submarjinal
adalah pembeli yang memiliki kemampuan atau daya beli dibawah harga pasar.
Pembeli ini merasa harga pasar terlalu tinggi, sehingga ia tidak jadi membeli barang,
jika tetap membelinya ia memperoleh kerugian.
c. Pembeli Supermarjinal
Pembeli submarjinal
adalah pembeli yang memiliki kemampuan atau daya beli diatas harga pasar.
Pembeli ini merasa harga pasar terlalu rendah, sehingga ia memperoleh
keuntungan yang disebut sebagai premi konsumen.
Sedangkan berdasarkan
harga subjektifnya, penjual dibedakan menjadi:
a. Penjual Marjinal
Pembeli marjinal adalah
penjual yang memiliki biaya produksi yang sama dengan harga pasar. Penjual
merasa harga pasar sudah wajar atau sesuai biaya produksinya, sehingga ia tidak
merasa diuntungkan dan juga tidak merasa dirugikan.
b. Penjual Submarjinal
Penjual submarjinal
adalah penjual yang memiliki memiliki biaya produksi dibawah harga pasar.
Penjual ini merasa harga pasar terlalu tinggi, sehingga ia tidak jadi menjual
barang, jika tetap menjualnya ia memperoleh kerugian.
c. Penjual Supermarjinal
Penjual submarjinal
adalah penjual yang memiliki memiliki biaya produksi diatas harga pasar.
Penjual merasa harga pasar terlalu rendah, sehingga ia memperoleh keuntungan
yang disebut sebagai premi produsen.
P
S
|
P E pembeli dan penjual
|
|
|
D
0 Q Q
Gambar 3.4
Grafik
penggolongan pembeli dan penjual
3. Pasar Barang atau Bursa Komoditas
Pasar barang
atau bursa komoditas adalah interaksi antara permintaan dan penawaran terhadap
barang dan jasa. Dalam perekonomian tertutup, permintaan utamanya berasal dari
sektor rumah tangga dan pemerintah. Permintaan tersebut umumnya merupakan
permintaan akan barang dan jasa akhir. Penawaran barang dan jasa berasal dari
sektor perusahaan. Di dalam perekonomian modern, terutama dengan makin tingginya
tingkat spesialisasi, tidak semua perusahaan memperoduksi sendiri bahan baku
yang dipakai untuk memproduksi barang dan jasa. Sebagai contoh, perusahaan
mobil tidak menambang sendiri bijih besi yang dibutuhkan, demikian juga
fasilitas mesin pembuat rangka mobilnya, karena akan lebih efisien bagi
peruhaan tersebut apabila membeli mesin dari perusahaan yang bergerak dibidang
permesinan. Dengan kata lain, mesin yang dibeli perusahaan tersebut merupakan
input perantara untuk memproduksi mobil.
Beberapa komoditas lain yang
umumnya diperjualbelikan di bursa komoditas biasanya memiliki standar tertentu,
antara lain barang-barang hasil produksi dan industri, hasil pertambangan,
hasil pertanian dan perkebunan. Komoditas-komoditas tersebut antara lain adalah kopi, gula, jagung, cengkeh, kedelai, emas,
tembaga, kapas, lada, gandum dan minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil atau
CPO).
Siapa sajakah yang menjadi anggota bursa komoditas? Anggota bursa
komoditas secara garis besar di bagi 2 yaitu.
Anggota biasa terdiri atas semua WNI yang memiliki badan usaha formal
seperti firma, CV, PT koperasi dan lain-lain. Anggota biasa terbagi atas
pedagang biasa, maupun pedagang perantara (pialang).
Anggota luar biasa, tidak hanya terbuka bagi WNI, tapi juga perwakilan
WNA baik berupa perseorangan maupun badan usaha, investor domestik maupun
asing, lembaga keuangan nonbank yang berkedudukan di dalam maupun luar negeri.
Perdagangan di bursa komoditas dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut.
1.
Perdagangan fisik (phisical
trading) yang bersifat efektif
Pada perdagangan fisik terjadi penyerahan barang dari penjual kepada
pembeli secara fisik pada waktu yang telah ditentukan dalam perjanjian jual
beli. Pembayaran dilakukan secara tunai.
2.
Perdagangan berjangka (future
trading) yang bersifat spekulatif
Dalam jenis perdagangan ini, setelah transaksi terjadi tidak secara
langsung disertai dengan penyerahan barang dan jasa secara fisik. Penyerahan
dilakukan beberapa saat kemudian (misalnya satu bulan) atau sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan dengan tingkat harga yang tetap.
Untuk memperlancar transaksi dan memudahkan dalam pengawasan bursa komoditas, pemerintah membentuk badan pembina bursa komoditas (BPBK), dan Badan Pengawas perdagangan berjangka komoditi (BAPEBTI), sebuah lembaga semacam BAPEPAM di pasar modal, yang bertanggung jawab langsung kepada menteri perdagangan.
Fungsi dan Manfaat Bursa Komoditas
Fungsi bursa komoditas antara lain:
a)
Sebagai tempat atau
sarana untuk memperoleh informasi tentang beberapa jenis barang yang
diperdagangkan di pasar dunia.
b)
Sebagai tempat atau
sarana untuk mengadakan transaksi berbagai komoditas yang sedang laku di
pasaran dunia.
c) Sebagai
tempat atau sarana untuk memantau dan mengatur perdagangan komoditas.
Manfaat bursa komoditas
a)
Bagi penjual (produsen)
Bursa komoditas dapat mempermudah pemasaran atau penjualannya
b)
Bagi pembeli (konsumen)
Bursa komodittas dapat memprmudah konsumen dalam memndapatkan barang
yang diinginkan dengan kualitas terjamin.
c)
Bagi pemerintah
Pembentukan bursa komoditas bagi pemerintah dapat memberikan tambahan
devisa. Dengan devisa akan memudahkan pemerintah untuk melakukan berbagai
transaksi internasional yang dapat meningkatkan pendapatan nasional.
Pasar Input
Sebagaimana
kita ketahui, pasar untuk suatu
barang atau jasa tertentu dilihat sebagai ‘tempat’ bertemunya permintaan dan
penawaran. Kata ‘tempat’ dalam konteks pengertian tersebut bukanlah tempat
dalam arti fisik, sebab yang terpenting dalam ilmu ekonomi adalah interaksi
antara permintaan dan penawaran barang atau jasa tersebut. Sedangkan input atau
faktor produksi adalah barang atau jasa yang digunakan sebagai masukan dalam
suatu proses produksi. Jadi, pasar input
atau pasar faktor produksi adalah interaksi antara permintaan dan penawaran
terhadap terhadap barang atau jasa sebagai masukan (input) pada suatu proses
produksi.
Harga faktor produksi ditentukan oleh
interaksi permintaan dan penawaran factor produksi. Permintaan input di pasar
faktor produksi merupakan permintaan turunan (derived demand), artinya
permintaan input tergantung secara tidak langsung pada permintaan outputnya.
Sedangkan penawarannya sangat tergantung pada sifat-sifat faktor produksinya.
Misalnya, penawaran tanah bersifat inelastis sempurna (vertikal) karena
jumlahnya terbatas. Ini berarti, berapapun perubahan harga yang terjadi tidak
akan berpengaruh terhadap jumlah tanah yang ditawarkan.
Faktor
Produksi
|
Harga
Faktor Produksi
|
1) Tanah
2) Tenaga
kerja
3) Modal
4) kewirausahaan
|
1) Sewa
2) Upah/gaji
3) Bunga
4) Keuntungan
|
a. Pasar
Faktor Produksi Sumber Daya Alam (natural resources)
Faktor
produksi sumber daya alam adalah semua kekayaan alam yang dapat digunakan dalam
proses produksi. Yang termasuk faktor produksi sumber daya alam antara lain
tanah, air, udara, sinar matahari, barang tambang dan lain-lain. Dengan
demikian pasar faktor produksi sumber daya alam sebenarnya berkaitan dengan
permintaan dan penawaran sumber daya alam (terutama tanah) dari pelaku ekonomi
untuk keperluan produksi atau investasi. Balas jasa atas penggunaan faktor
produksi tanah di dalam proses produksi adalah dalam bentuk sewa (rent).
Misalnya untuk keperluan membangun rumah, pabrik, gedung-gedung, jembatan, dan
sebagainya.
Kurva permintaan dan penawaran
tanah terlihat dalam gambar dibawah ini
P S
Q
Kurva
permintaan tanah, menunjukkan bahwa semakin tinggi harga tanah, semakin
berkurang permintaannya banyak. Sedangkan penawarannya bersifat inelatis
sempurna, yang berarti berapapun perubahan harga yang terjadi tidak akan
berpengaruh terhadap jumlah tanah yang ditawarkan.
b. Pasar
Faktor Produksi Tenaga Kerja (labor)
Bersama
dengan faktor produksi tanah, tenaga kerja merupakan faktor produksi asli,
sehingga keberadaannya mutlak diperlukan dalam sebuah proses produksi. Pasar
faktor produksi tenaga kerja berkaitan dengan pembentukan harga bagi tenaga
kerja itu sendiri sebagai salah satu faktor produksi. Tenaga kerja dalam sebuah
pasar dihargai dengan gaji atau upah. Oleh karena itu, upah tenaga kerja
terbentuk dari hasil interaksi antara permintaan dan penawaran di berbagai
pasar. Tinggi rendahnya upah akan berbeda tergantung struktur pasarnya. Dalam
pasar persaingan sempurna, pembeli (perusahaan) dan juga penjual (pemilik
factor produksi) tidak dapat mempengaruhi tingkat upah. Permintaan tenaga kerja
digambarkan oleh kurva horizontal (elastis sempurna) dengan notasi DL
. Ini berarti, baik perusahaan maupun tenaga kerja tidak bisa mempengaruhi upah
tenaga kerja. Dan sebaliknya, kurva penawaran tenaga kerja menaik dari kiri
bawah ke kanan atas dengan notasi SL, ini menunjukkan makin tinggi
upah makin banyak tenaga kerja yang bersedia bekerja pada perusahaan tersebut.
W
SL
W0 E DL
L
Harga
pasar terjadi pada titik E. pada tingkat harga ini, berapapun tenaga kerja yang
dipekerjakan upahnya akan tetap, yaitu sebesar W0.
Berbeda dengan pasar tenaga kerja
dalam persaingan sempurna, dalam pasar monopoli, tenaga kerja memiliki kekuatan
monopoli, misalnya melalui pembentukan serikat pekerja. Dengan kekuatan
monopoli, serikat pekerja dapat menentukan berapa tingkat upah yang ingin
dicapai.
W
W2 SL
W1
DL
0 L2 L1 L
DL adalah
kurva permintaan tenaga kerja perusahaan, SL adalah penawaran tenaga
kerja dari serikat pekerja. Jika tujuan serikat pekerja adalah memaksimumkan
kesempatan pekerja, maka tingkat upah ditetapkan sebesar Wp, dengan kesemaptan
kerja sebanayk W1. Akan tetapi, jika tujuan serikat pekerja adalah
memaksimumkan pendapatan, maka mereka dapat menuntut kenaikan upah sebesar W2
dengan kesempatan kerja hanya sebesar L2.
c. Pasar
Faktor Produksi Modal (capital)
Seperti
dijelaskan sebelumnya, faktor produksi modal dapat diartikan sebagai
benda-benda hasil produksi yang dapat digunakan untuk proses produksi barang
dan jasa-jasa lainnya. Faktor produksi modal, tidaklah selalu berasal dari
milik sesorang perusahaan sendiri, melainkan dapat berasal dari pihak lain
(misalnya lembaga perbankan atau pasar modal).
Dalam istilah ekonomi, setiap
penambahan fasilitas produksi (khususnya modal) dalam periode tertentu disebut
investasi. Investasi bisa dilakukan dalam bentuk barang modal dan bangunan,
yaitu pengeluaran untuk pembelian pabrik-pabrik, mesin-mesin, peralatan
produksi, dan gedung-gedung baru.
Permintaan terhadap tambahan
modal tersebut dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu tingkat bunga pinjaman
dan tingkat pengembalian yang diharapkan.
Semakin
rendah tingkat bunga (biaya investasi), semakin besar tambahan barang modal.
Sebaliknya semakin tinggi tingkat bunga (biaya peminjaman), semakin kecil
tambahan barang modal. Kalau tingkat pengembalian yang diharapkan lebih besar
dari tingkat suku bunga maka permintaan investasi akan meningkat. Sebaliknya,
kalau tingkat pengembalian yang diharapkan lebih rendah dari tingkat suku bunga
tingkat investasi akan menurun. (Tentang investasi akan dibahas lebih lanjut
dalam bab berikutnya).
d. Pasar
Faktor Produksi Keahlian atau Kewirausahaan
Sebagaimana kita
ketahui faktor produksi keahlian/kewirausahaan ialah keterampilan atau keahlian
yang digunakan seseorang dalam mengkombinasikan berbagai faktor produksi untuk
menghasilkan barang atau jasa.
Kewirausahaan adalah faktor
produksi keempat. Bagi sebagian ekonom, faktor produksi kewirausahaan adalah
faktor produksi yang memegang peranan vital dan merupakan lompatan besar dalam
proses produksi. Wirausaha diartikan sebagai pengusaha yang mampu melihat
peluang dengan mengambil risiko tertentu demi mendapatkan keuntungan.
0 comments :
Posting Komentar